Minggu, 31 Agustus 2014

service cooling tower untuk industry

Perusahaan pastinya akan memerlukan service cooling tower untuk industry, karena di industry pastinya memerlukan banyak air karena kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning area atau alat – alat produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi. Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada air sebagai penghasil energi kalor dan sebagai penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri pada umumnya.

service cooling towerColling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan prinsip air yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya pendingin condenser, AC, diesel generator ataupun mesin – mesin lainnya. Jika air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin tersebut akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1 ) setelah digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi ( T2 ). Disini fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi T1 dengan blower / fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang secara terus menerus.

 Sistem yang timbul pada cooling tower


Ternyata dalam cooling tower, ada juga system yang akan timbul didalamnya antara lain  Korosif adalah PH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga nitrifying. Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat menghasilkan asam sulfat. Bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah hydrogen sulfide menjadi sulfur kemudian mengubah menjadi asam sulfat. Bakteri ini menyerang logam besi, logam lunak dan steiless steel, hidup sebagai anaerobic ( tanpa udara ). Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material anorganik yang mencapai limit control. Ada cara untuk mencegah agar tidak terjadinya kerak antara lain Menghambat kerak dengan mengontrol pH , Dalam keadaan asam lemah ( kira – kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam sistem.

service cooling tower
Mengontrol kerak dengan bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk pada penukar panas. Mengontrol kerak dengan bahan kimia penghambat kerak. Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan polyacrilik buatan. Masalah mikrobiologi, Microorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi terganggu. Masalah kontaminasi, Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air make up yang digunakan.



Perhitungan cooling tower


Dalam perhitungan cooling tower yang harus pertama kita lakukan adalah menentukan kapasitas pendinginan dari cooling tower. Berapa besaran energi berupa perpindahan panas yang mau didinginkan, dan sampai berapa derajat air pendingin yang dipompakan diperbolehkan untuk memanas. Katakanlah air pendingin yang dipompakan diperbolehkan memanas hingga 40 deg C(biasanya ini tergantung regulasi daerah).  Q = mdot C (T2-T1), T2 = 40 deg C; c=4,2 kJ/kgK.

Dengan Q adalah perpindahan panas yang diperlukan oleh cooling tower. Dari sini bisa diperoleh mdot atau laju aliran massa air. Selanjutnya bos bisa mendapat besaran debit (Q) yang dibutuhkan. Selanjutnya menentukan kebutuhan Head(tekanan) pompa. Ini bisa ditinjau dari sistem pemipaan.  hl total = hloss major + hlossminor + Pstatic,  Major Head los, hl = f[Re, ε/D] L V^2/2gD ( f dicari dari grafik/pers Darcy Weisbach) , V merupakan kecepatan air di pipa biasanya sudah di standarkan (berkisar 9 m/s), karena debit sudah diketahui, berarti dimaeter pipa sudah bisa ditentukan. D, diameter pipa yang dipakai , L, panjang pipa ,ε, koefisien friksi pipa tergantung dari bahan material pipa ,hl = 1/2 k V^2, minor head loss(elbow, fitting, etc).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar